Selasa, 11 November 2014

PRODUKSI
Udang Vannamei (LitopenaeusVannamei) Merupakan salah satu jenis udang introduksi yang Akhir-akhir ini sangat banyak di minati, karena mamiliki keunggulan, Seperti tahan dari penyakit. Pertumbuhanya cepat (Masa pemeliharaan 100-110 hari) Sintasan (Tingkat Kelulushisupan) selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-Nya) rendah (1:1,3). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang vannamei tersebut hanya dapat di budidayakan secara intensif. Ternyata tidaklah sepenuhnya itu benar, Karena hasil kajian menunjukkan bahwa udang vannamei juga dapat di produksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga perkilo gramnya menjadi lebih mahal.
Teknologi yang tersedia pada saat ini masih untuk pola intensif, Pada hal luas areal pertambakan di Indonesia yang mencapai sekitar (360.000 ha, %) Di garap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budidaya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Di harapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkan budidaya udang vannamei pola tradisional plus. Berikut ini adalah cara budidaya udang vaname.

Persiapan Tambak

1. Pengeringan (Pengolahan Tanah Dasar) : Air dalam tambak di buang, Dan Ikan-ikan liar di brantas dengan saponin, Lalu genangan air yang masih tersisa di beberapa tempat haruslah di pompa keluar, Kemudian Bak di keringkan sampai Retak-retak Jika perlu dengan cara di traktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempourna juga dapat membunuh bakteri patogen yang ada di peralatan Tambak.

2. Pemberantasan Hama : Pemberantasan Ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10 kg/ha) Dengan tinggi air tambak 5 cm.

3. Pengapungan Dan Pemupukan : Untuk menunjang perbaikan kualitas tanah dan air di lakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha Dan kapur pertanian sebanyak (320 kg/ha). Kemudian masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi Macak-macak, kemudian di lakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha) Dan pupuk kandang (2000 kg/ha).

4. Pengisian Air : Pengisian air di lakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung, Dan air di masukkan kedalam tambak secara bertahap. Lalu ketinggian air tersebut di biarkan di dalam tambak selama 2-3 minggu dan sampai kondisi air Benar-benar siap di beri benih Udang. Tinggi air di petak pembesaran di upayakan (≥1,Om).


5. Pembenihan udang 

  •  Perawatan Induk

Selama proses perawatan induk, seseorang harus memperhatikan beberapa hal seperti suhu, pH, kedalaman air, dan oksigen yang masuk kedalamnya. Kemudian, dalam pemilihannya perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain induk memiliki gerakan yang sangat lincah dan warna tubuh yang jernih, semua organ tubuh lengkap, serta bentuk tubuh yang ramping dan memanjang. Kolam perawatan yang digunakan juga telah dipersiapkan secara baik dengan memberikan pupuk urea dan TPS setiap satu minggu sekali yang akan membantu pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang tersebut. Di samping  itu juga diberikan urea serta fermentasi probiotik agar dapat menjaga keseimbangan plankton dalam kolam tersebut. Dalam proses pemeliharaan ini, keadaan suhu harus dijaga agar tetap dalam suhu normal antara 280-300C karena jika suhu terlalu tinggi maka akan terjadi reaksi kimia yang meningkatkan pH dan NH3.
  • Perkawinan Induk
Dalam proses perkawinan induk, harus dilakukan dengan jumlah perbandingan yang seimbang sehingga benih yang dihasilkan akan menjadi maksimal. Induk yang telah dalam usia siap memijah harus dipindahkan kedalam kolam pemijahan setelah dilakukan penyortiran induk terbaik. Disamping itu, ukuran kolam juga harus diperhatikan sehingga akan efektif terhadap proses pemijahan ini. Dalam proses ini, juga perlu diperhatikan untuk masalah pengisian air dalam kolam yaitu dengan memasang filter untuk kemudian menyaring telur yang kemudian akan dipindahkan untuk proses penetasan. Kemudian, untuk membantu pemberantasan hama, kolam sebaiknya diberi saponin 10-20 ppm dimana tambak akan dibiarkan selama beberapa hari sebelum digunakan agar reaksinya hilang terlebih dahulu.
  •  Penetasan

Kolam penetasan dan pemeliharaan dapat segera dipersiapkan untuk menampung telur-telur yang dihasilkan. Ketika udang-udang tersebut telah menetas, induk harus dipisahkan dari telur untuk selanjutnya dipersiapkan untuk proses perkawinan selanjutnya. Benih-benih yang telah melewati proses penetasan tersebut harus menunggu 120 hari untuk siap panen dimana berat per ekornya telah mencapai 10-20g/ekor.
  •  Pemeliharaan larva

a.       Pengelolaan pakan alami
Budidaya plankton merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan makanan alami larva udang vanname. Budidaya alami bagi larva udang vanname. Budidaya plankton bervolume besar akan mengurangi biaya produksi jika dibandingkan dengan mengambil plankton dari laut. Ada 2 jenis plankton atau organisme renik yang digunakan sebagai makanan alami larva udang vanname. Yaitu:
1.       Plankton nabati/phytoplankton yang potensial adalah sekeltonema costatum, chaetoceros chalcitrans, tetraslmis chuii, dan spirulina.
2.       Plankton hewani/zooplankton yang potensial adalah nauplius artemia
Budidaya plankton untuk menghasilkan sejumlah besar plankton yang berkualitas prima memerlukan persiapan sebagai berikut:
1.       Bak yang akan digunakan untuk budidaya harus bersih dan steril
2.       Air laut yang digunakan harus bebas dari mikroorganisme lain
3.       Tempat untuk budidaya massal terlindungi dari curah hujan
4.       Pupuk yang digunakan mudah diperoleh dan relatif murah harganya
Bak yang digunakan untuk budidaya plankton berskala besar dapat terbuat dari fiberglass/batu merah. Sebelum digunakan bak harus dicuci dengan detergen dan dibilas dengan air yang dicampur klorin 150 ppm. Selanjutnya dinetralisir dengan natrium tiosulfat 40ppm-50ppm. Dicuci dengan air tawar dan dikeringkan sampai bau klorin hilang.
·    
6.  Penebaran : Penebaran benur udang vannamei di lakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) setelah penumpukan. Benur vannamei yang di pergunakan adalah PL10 - PL12 berat awal (0,001g/ekor) di peroleh dari hatchery yang telah mendapat rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang bagus dan baik adalah Mencapai ukuran PL - 10 atau organ ingsangya telah Sempurna, Seragam atau rata, Tubuh benih dan usus terlihat jelas, Berenang melawan arus.

Sebelum benuh di tebar terlabih dahulu di lakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh di tambak dan menyiramnya dengan Berlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas di lakukan dengan membuka kantong, Dan di beri sedikit demi sedikit air tambak selama 15020 menit.

Selanjutnya kantong benur di miringkan dan berlahan lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Pemberian benur vannamei di lakukan pada saat di siang hari. Padat penebaran untuk pola tradisional tampa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah (1-7 ekor/m²). Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada di bulan ke 2 pemeliharaan. Maka di sarankan dengan padat tebar (8-10 ekor/m²).











6. Panen:  Panen harus mempertimbangkan aspek harga, Pertumbuhan dan kesehatan udang. Dan panen di lakukan setelah umur pemeliharaan (100-110 hari). Perlkukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak (80 kg/ha) Dan (Tinggi air tambak 1 m), Dan mempertahankan ketinggian air (Tidak ada pergantian air) Selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami Ganti kulit atau (Molting) pada saat panen. Selain dari itu di persiapkan peralatan panen yang berupa keranjang Panen. Dan jaring di pasang di di puntu air, Jala lempar, stiroform, Ember, Baskon, Dan lampu penerangan di lakukan dengan menurunkan volume air secara grafitasi dan di bantu pengeringan dengan Pompa.

Bersaamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan Jala. Sebaiknya panen di lakukan pada malam hari, Yang bertujun untuk mengurangi resiko kerusakan mutu Udang, Karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari lansung. Dan udang hasil panen (tangkapan) juga harus di cuci dan di rendam kedalam Es. Selanjutnya di bawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi Udang Vannamei 836-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, Ukuran panen antara (55-65 ekor/kg).

0 komentar :

Posting Komentar